PUNGGAWAFOOD – Budaya menyeruput kopi telah mengakar kuat di tanah air sejak era kolonial, di mana beberapa warung kopi bahkan sudah mulai beroperasi pada masa tersebut. Perjalanan panjang industri kopi Nusantara telah menciptakan warisan kuliner yang tak ternilai, terutama melalui keberadaan kedai-kedai kopi bersejarah yang masih bertahan hingga kini.
Sebelum menjamurnya coffee shop modern yang kini mudah dijumpai di setiap pojok kota, generasi terdahulu telah memiliki tempat-tempat ngopi favorit yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Berikut lima kedai kopi tertua di Indonesia yang masih dapat Anda nikmati hingga hari ini.
1. Warung Tinggi Tek Sun Ho: Pionir Sejak 1878
Mahkota kedai kopi tertua di Indonesia disandang oleh Warung Tinggi Tek Sun Ho yang telah beroperasi sejak 1878. Berlokasi di Hayam Wuruk, Jakarta, warung yang didirikan Liaw Tek Soen ini telah melewati lima generasi pengelolaan dan bahkan sempat mengekspor bubuk kopi ke Belanda pada 1930.
Evolusi zaman membawa perubahan dalam manajemen dan identitas dagang kedai legendaris ini. Pada generasi keempat, pengelolaan terbagi antara dua ahli waris dalam satu keluarga. Satu cabang melanjutkan tradisi dengan nama Warung Koffie Tinggi yang kini beroperasi di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, sementara cabang lainnya mengembangkan konsep Bakoel Koffie di area Cikini dan Bintaro.
2. Warung Kopi Ake: Pesona Belitung Sejak 1921
Tradisi ngopi di Pulau Belitung dimulai pada 1921 dengan berdirinya Warung Kopi Ake di Jalan KV Senang No. 57, Tanjung Pandan. Empat generasi kemudian, kedai ini masih konsisten mempertahankan formula rahasia warisan leluhur.
Keunikan Warung Kopi Ake terletak pada komitmennya melestarikan peralatan tradisional seperti gentong air, alat penyulingan, ketel, dan dua teko air untuk menjaga otentisitas cita rasa. Meskipun telah berpindah ke bangunan modern, setiap tegukan kopi masih menghadirkan nostalgia dekade silam dengan menu andalannya: kopi susu, teh tarik, dan teh susu.
3. Kedai Massa Kok Tong: Warisan Tiongkok di Pematangsiantar
Sumatera Utara menyimpan permata kuliner berupa Kedai Massa Kok Tong yang dirintis Lim Tee Kee pada 1925. Imigran asal Tiongkok ini memulai usahanya dengan nama Heng Sem di Pematangsiantar.
Dedikasi penuh dalam proses seleksi, peracikan, pemasakan, hingga penyeduhan biji kopi secara mandiri telah mengantarkan kedai ini memiliki fasilitas pengolahan kopi sendiri. Ekspansi bisnis pun berhasil merambah berbagai daerah bahkan lintas provinsi, membuktikan kualitas cita rasa yang konsisten.
4. Kopi Es Tak Kie: Ikon Glodok Sejak 1927
Di tengah hiruk-pikuk Glodok, Jakarta Barat, berdiri megah Kedai Kopi Es Tak Kie sejak 1927. Usaha yang dirintis Liong Kwie Thong ini berhasil mempertahankan eksistensinya di era dominasi coffee shop kontemporer berkat kesederhanaan menu yang memikat.
Kombinasi harmonis kopi Robusta dan Arabika dari Lampung menghasilkan karakteristik aroma dan rasa yang mudah diingat. Menu utama berupa kopi hitam dan kopi susu tetap menjadi andalan yang tak lekang oleh waktu.
5. Warung Kopi Purnama: Legenda Bandung Sejak 1930
Pecinta kopi Bandung pasti mengenal Warung Purnama di Jalan Alkateri yang berdiri sejak 1930. Yong A Thong, pendatang dari Medan, mendirikan kedai dengan nama awal Chang Chong Se yang bermakna “silakan mencoba”.
Konsistensi resep original tetap dipertahankan dengan menggunakan biji kopi khas Medan sebagai bahan utama. Kombinasi klasik kopi susu hangat dengan roti bakar selai srikaya menjadi signature dish yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kota Kembang.
—
Kelima kedai kopi bersejarah ini bukan sekadar tempat minum kopi, melainkan museum hidup yang menyimpan memori kuliner Indonesia. Apakah Anda sudah pernah merasakan secangkir sejarah di salah satu dari mereka?